Sabtu, 26 Januari 2013

mana yang jadi prioritas anda

Apa yang Menjadi prioritas Anda? Jika Anda harus memilih, mana yang akan Anda ambil? Segudang kesuksesan dan pengakuan atau berbagai macam tantangan? Tak hanya menyangkut tugas-tugas intelektual manusia harus membuat pilihan-pilihan semacam ini. Manusia juga harus memutuskan jenis hubungan apa yang mereka inginkan: hubungan yang mendukung ego mereka atau hubungan yang menantang mereka untuk berkembang? Siapakah jodoh ideal Anda? Kami mengajukan pertanyaan ini kepada para remaja, dan inilah jawaban yang mereka berikan kepada kami
.
Orang-orang dengan mindset tetap mengatakan jodoh ideal akan: Memuja mereka. Membuat mereka merasa sempuma. Mengagungkan mereka. Dengan kata lain, jodoh yang sempurma akan mengabadikan kualitas-kualitas tetap mereka. Suami saya mengatakan bahwa ia terbiasa merasa seperti ini, bahwa ia ingin menjadi Tuhan bagi agama seseorang (mitranya). Untunglah, ia telah membuang gagasan ini sebelum bertemu saya. Orang-orang dengan mindset berkembang mengharapkan jenis mitra yang berbeda.
Menurut mereka, jodoh ideal adalah seseorang yang akan: Melihat kesalahan-kesalahan mereka dan membantu memperbaikinya.
Menantang mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mendorong mereka untuk mempelajari hal-hal baru. Tentu saja, mereka tidak menginginkan orang-orang yang menyakiti atau merendahkan harga diri mereka, tetapi menginginkan orang-orang yang akan membantu perkembangan mereka. Mereka tidak menganggap diri mereka sempuma, karena orang sempuma tidak perlu belajar Iagi.
Sudahkah Anda berpikir. Nah, bagaimana jika dua orang yang berbeda mindset bersatu? Seorang wanita dengan mindset berkembang bercerita tentang pemikahannya dengan pria yang bermindset tetap: Aku benar-benar merasa sangat menyesal ketika sadar bahwa aku telah melakukan sebuah kesalahan besar. Setiap saat aku mengatakan sesuatu, seperti “Kenapa kita tidak mencoba untuk berusaha sedikit Iebih keras?” atau “Aku lebih suka kamu membicarakannya dulu denganku sebelum mengambil suatu keputusan” suamiku merasa hancur. Kemudian, alih-alih membicarakan persoalan yang aku angkat, aku harus menghabiskan waktu satu jam untuk membenahi keruwetan tersebut dan membuat suamiku merasa baik kembali.
Selain itu, ia akan segera berlari menuju telepon untuk memberi tahu ibunya, yang selalu menghujaninya dengan pujian yang tampaknya ia butuhkan. Kami masih sama-sama muda dan baru saja menikah. Sejatinya, aku hanya ingin berkomunikasi.
Demikianlah, gagasan sang suami tentang hubungan yang berhasil penerimaan sepenuhnya dan tak kritis tidak sejalan dengan gagasan sang istri. Dan, gagasan sang istri tentang hubungan yang berhasil menghadapi persoalan juga tidak sejalan dengan gagasan sang suami. Pertumbuhan pribadi yang satu merupakan mimpi buruk bagi pribadi yang Iain.
Sudahkah Anda menentukan prioritas mana saja yang Anda anggap penting? Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar